

Gogo, ayam jantan Bali, duduk diam di tenggerannya, sarung hitam putihnya yang indah melorot di sekelilingnya. Matahari pagi telah terbit, tetapi Gogo belum berkokok untuk membangunkan hewan-hewan hutan. Dia menatap hutan Papua yang asing dan menghela napas, merindukan bunga kamboja harum dari tanah airnya di Bali.

Wasi, burung cendrawasih, terbang berkeliling hutan, bingung dengan keheningan yang tak biasa. 'Kenapa semuanya masih tidur?' dia bertanya-tanya, menyesuaikan topi birunya saat terbang. Dia melihat Tata si tapir, Ratan si orangutan, Momo si komodo, Dada si badak, dan Rima si harimau semua menguap dan bangun terlambat. 'Ada yang salah dengan Gogo!' Wasi sadar, dengan cepat terbang ke rumah pohon si ayam jantan.

Setelah mengetahui kerinduan Gogo, teman-temannya berkumpul untuk membantu. 'Kita harus mencari bunga kamboja untuk Gogo,' usul Dada, kalung hijaunya berkilau di bawah sinar matahari. Wasi terbang tinggi di atas hutan sementara Rima dengan sepatu putihnya dan Tata dengan bandana merahnya mencari di tanah. Ratan memanjat pohon dengan celana emas mengkilapnya sementara Momo dengan kemeja polkadot birunya memeriksa daerah berbatu.

Wasi melihat pohon kamboja di sisi jauh hutan dan memanggil semua orang. Dada, Rima, dan Tata dengan hati-hati menggali sebuah pohon kecil sementara Ratan dan Momo membawanya ke rumah Gogo. Ketika Gogo melihat bunga putih yang indah dan mencium aroma manisnya, kesedihannya menghilang. Keesokan paginya, suara gagaknya yang bangga bergema di seluruh hutan, membangunkan semua teman-temannya yang tersenyum mengetahui latar belakang mereka yang berbeda membuat mereka lebih kuat bersama.